Surat kepada Wlingsang



Wlingsang temanku, apa kabarmu?
semoga kamu selalu sehat dan tetap suka melihat hujan
walau hatimu gelap selalu seperti habis berperang

aku ingat kala itu, saat kamu babak belur
dengan mata yang penuh darah dan dengan dramatis
kemudian kamu berkata, kalau kamu lelah
dan inilah waktunya.

sambil aku berusaha memahami maksudmu
tiba-tiba aku ingat seorang sahabat, kekasih sekaligus musuh
dia pernah berkata "waktu akan membiarkan kita mati,
sambil membiarkan yang lain lahir". ujarnya.
saat itulah aku sadar
kalau begitulah cara memori mengerogoti kita

Wlingsang temanku, semoga kamu baik saja
dan tetap menyukai panas teriknya jam dua belas siang
walaupun kamu selalu berkata kalau kamu remuk
dan inilah waktunya.

sambil aku berusaha mengerti perasaanmu
tiba-tiba aku ingat seorang kerabat pernah bilang
kalau "hidup ini memang mengerikan, kamu harus tetap hidup dan menanggung penderitaan sendiri".
saat itulah aku sadar
kalau begitulah cara orang lain menghapus kita dari memorinya

semoga kamu tetap bernapas hari ini
tanpa kamu berkata aku harus mengakhirinya hari ini

bertahun telah berlalu dan kamu masih saja murung
dalam kurungan dirimu yang hilang
kembalilah, meskipun kamu sudah hidup dengan baik
janganlah berubah dan tetaplah seperti wlingsang si anjing liar

sahabat, ijinkanlah aku memelukmu
dalam udara yang tidak pernah kamu hirup
dan aku akan bilang kalau semua selalu baik-baik saja
walaupun kacamu ini telah remuk dan hancur
ketahuilah kalau kamu tetap kaca yang memantul bagi orang lain

hiduplah dan tunggulah sampai nanti
bagimu dan takdirmu
tunggulah..
tunggulah sebentar lagi