Budaya Balas Dendam
bumi yang tak bernama
kehilangan nyawanya
dahulu berbentuk lingkaran
sekarang menangis tak beraturan
aku terjebak di dalamnya
hidup yang tak berwarna
kehilangan identitasnya
dahulu dipuja-puja
sekarang isinya segala retorika belaka
aku pun santai tinggal di dalamnya
dunia yang tertatih-tatih
mengemis udara dalam kehampaan
bahkan saat hidup ini terasa sesak
anak-anak dipenuh dengan doktrin kesuksesan
dahulu hanya drama yang menjanjikan mimpi palsu
sekarang guru
guru kencing berlari
murid mati berdiri
-----------
saat-saat ini orangtua hidup dengan kekhawatiran
setiap hari hanya bicara makan
dahulu kita hidup berladang
sekarang berlomba-lomba mengisi gudang
bahkan moral hari ini membutuhkan pengakuan
sesungguhnya kita tak pernah paham
anak-anak diburu kehidupan setiap hari
yang bahkan mereka tidak tahu apa
yang juga tidak diketahui orang-orang tua
anak-anak selalu bersikap seperti anak-anak
dicucuk hidungnya lalu manut kesana-kemari
kita pernah sama-sama menyakini
bahwa hidup punya tujuan
tapi tidak satupun dari kita
yang setelah mati
bangkit lagi untuk memberitahu
bagimu anak-anak
kelak saat dewasa nanti
tetaplah bersikap seperti anak-anak
dan hiduplah terus menjadi anak-anak
agar suatu nanti kamu tak perlu merasa lelah
membalaskan dendam pada anak-anakmu
karena kamu merasa gagal
dan tak pernah menjadi nomor satu