Teman Imaji



Teman,
apakah arti dirimu bagiku?
dan apakah arti diriku bagimu?
apakah kamu pernah merasa seperti yang aku rasakan?
begitu dingin, sampai tak merasa punya jiwa
begitu kasar, seperti kapal-kapal di telapak tangan

Teman,
arti teman sangat dalam bukan seharusnya?
tapi tak satupun temanmu siap mati bagimu
seperti aku
aku pernah bertanya-tanya apa benar teman lebih berharga dari uang?
padahal uang bisa membeli temanmu
kita pernah saling berbagi kasur
acapkali kita berkelana hanya untuk menyambut debu di jalan-jalan yang seringkali masuk ke hidung
memandang bintang di bukit-bukit
bahkan melepas perahu-perahu berisi lilin ke danau
sambil kita mengucap harapan-harapan kita
yang bahkan kita tahu kalau itu palsu
karenanya dia tak pernah berlabuh

Teman,
percayalah hidupku hanya sebentar
mengapa kamu lukai aku begitu dalam?
kalau saja perasaan kita, teman, bisa dibeli dengan uang
perasaan kita ini bisa diganti dengan bunga
dimekarkan semudah kamu memetiknya
membunuh lalu tertawa

apa yang akan kamu lakukan jika suatu saat ternyata kita memang tak akan pernah berlabuh?
bahkan tak ada rumah lagi yang sama

Teman, kekasih
jika hidup ini palsu
aku tak pernah menyesali
kalau aku tahu bahwa kalian temanku pernah mencintaiku walau masing-masing kita akan tenggelam oleh kehidupan
ketahuilah, kalian, teman
selamanya teman imaji yang selalu hadir dalam setiap doa
walau ternyata benar, bahwa teman hanyalah imajinasi.