Baik



matamu bukan biru
tak juga hijau
dia senang membuang pandang saat beradu
aku diam-diam tersenyum kecil
dan masih saja sungsang dan meradang
dalam lemari tak bertuan
namun ingin sekali aku duduk dan ceritakan
dongeng tentang Puteri Swargha
yang menjaga sebuah danau
dalam matamu

aku seperti berlibur ke alam lain
ketika aku menyusuri indah matamu
ada yang tak terkatakan dalam teduhnya
dalam setiap diam saat kami dipertemukan
dalam setiap malu yang hadir dalam sadar
sayang, ingin sekali aku memanggilmu
diam dalam tidurku yang tak pernah lelap
sampai jarak yang paling jauh yang bisa aku selami
dalam mimpi
dalam ketiadaan dan hidup yang putus asa
kamu datang dan tersenyum kecil

aku beku dalam lirikanmu
dalam setiap ucapan terima kasih yang tulus
kamu menyentuh dengan gitar dan suara yang merdu
bunyi yang terngiang saat aku pulang
walau kamu bukan musik yang melegenda
kamu masih menyenangkan seperti delta blues

aku merayakan cinta diam-diam
dari jauh saat kamu terlalu sibuk dengan duniamu
melirik sesekali sambil bermain catur
aku bahkan tak tahu kalau aku jatuh cinta
kalau ini memang cinta
aku pasti lebih memilih tertawa dengan secangkir teh panas

buatanmu.