Batu

Surakarta, 29 Oktober 2014, 21.47 WIB

Sebuah batu duduk dekat jendela
Dia melihat keluar sepanjang hari
Berharap kekasihnya pulang
Batu yang dingin tanpa emosi
Tak pernah marah dan sangat mudah dimengerti
Karena dia hanya diam, diam dan diam
Sedang kekasihnya sibuk memupuk bibit bunga di taman sebelah
Apa yang bisa diharapkan dari sebuah batu?
Kekasihnya meninggalkannya karena kebosanan
Karena tubuh batu yang perlahan mulai terkikis
Karena batu yang juga bosan hidup didalam dirinya sendiri
Batu yang malang
Setelah dia melajang, hari ini dia menjalang
Batu itu menganjali mata kekasihnya
Dan membuat kekasihnya lelah
Batu tak punya jiwa
Raganya kosong
Dia masih melihat ke jendela
Dari dalam kamar yang gelap
Berharap dia dapat keluar dari sana dan menikmati hidup
Tanpa terkurung dalam pesakitannya sendiri
Apa lagi yang dapat membuat dia kuat selain merasa terluka?
Tak pernah ada yang tahu bahwa batu memiliki perasaan
Dalam sadarnya
Dia berharap dapat mencintai kekasihnya dalam kebosanan
Dalam kepedihan dan kelelahan, dalam keputus-asaan, dalam luka
Dia sepenuhnya tahu bahwa mencintai adalah menikmati matahari dari dua sisi
Dimana ada bahagia disana pula luka selalu mengikutinya
Segalanya selalu mudah datang dan mudah pergi
Seperti manusia yang mudah berubah
Karenanya aku lebih memiih untuk menjadi batu
Yang pernah kamu buang ke Laut Selatan
Saat kamu bersama perempuan itu