Reka(man)
cuma kamu, alasan mengapa aku rela membagi pikiranku soal hidup
membagi perasaanku yang berjibaku
membagi egoku dengan harapku
cuma kamu di hari ini
kenapa? perasaanmu hilang bukannya?
mengapa kau menguburnya dengan batu?
dan menutupinya dengan duburmu?
padahal bukan aku yang memperhitungkan makna
kemarin hanyalah masa lalu sebagai memori
tapi kamu kenyataan yang kuhadapi hari ini
sayangnya ternyata aku tak pernah bisa menerima kenyataan
cuma kamu alasan mengapa aku pulang
kerumah yang kamu bangun dengan tangan kakimu
dengan tanda serumu
tapi mengapa aku harus membagi?
kalau aku bisa memberimu utuh
pergilah
menarilah bersama bulanmu yang berdarah dingin
aku tak akan bicara lagi
bawalah semua dengan utuh
aku punya rindu secangkir
tapi percuma kalau kamu tak punya wadah
kamu bilang cukup
terima kasih kameraku sudah merekam semua