Reinkarnasi


cuacamu tropis
sedang aku adalah daerah terpencil
tahun demi tahun
lalu pula musim demi musim
kamu tak pernah memaafkan aku
matamu perlahan mengikis Mesaku
yang sempit dan terasing
lalu menerjang
setiap sisi sisi yang curam dan berbatu
aku terangkat
tenggelam
terguling
dan berbaris disepanjang ngaraimu
sampai tak jua
kutemukan sebuah lanskap baru
yang berbentuk layaknya panorama hutan kecil
juga muasal pasir dalam kristal kristal zirkon
sedang para perusak berpisau datang
menyayat kulit cadasku 
dengan kesengajaan barangkali
tapi kita bukannya batu 
yang tak berperasaan
sementara itu
kau pula tak pernah mengubris aku
lalu apakah harapku?
kita tak pernah temukan lagi sudut untuk bersantai
sedang para penguninya sibuk berspekulasi
aku dan kamu
mungkin memang tempat dimana nyata dan maya 
menjadi sama 
dalam gurauan curah hujan