Surat Kepada Anak Anak Monyet Sedarah

Kecil,
sangat kecil,
lalu membesar dibesarkan,
korban kemajuan.

Berdasarkan kealaman,
alamiah namun fakta,
tercipta diciptakan,
hanya bukan sekedar kiasan tanpa maknawi.

Telepati,
sangat naluriah,
sambung menyambung,
bukan tanpa sebab.

Mengalir dalam tubuh,
satu jiwa,
satu nafas,
walau beda misi.

Memasuki lorong lorong,
diam disetiap sudut sudut,
dapat dipercaya,
terasa di arteri.

Setiap masa ada saatnya,
setiap fase,
setiap pemahaman,
yang saya tahu,
saya bangga jadi bagian dari kalian.



Kepada anak monyet sedarah,
Kota Imaji, 7 Maret 2012
Paus