Kontemplasi #1
Ketatkan otak,
kencangkan hati,
jepit nurani,
tekan setiap dogma.
Penipuan terhadap batin,
munafik kepada tubuh,
gojlok setiap roh,
mengingkari eksistensi.
Ketuhanan berpolitik,
kebencian mendarah daging,
kesombongan dari lahir,
lalu ditertawakan gejala.
Memuntahkan cacian,
seperti membuang para tai,
juga setumpuk belek dan upil,
padahal setiap lubang tertutup rapat.
Apa yang bisa dibanggakan?
Padahal tahu itu kosong dan kecil.
Kota Imaji, Kotak persegi bertrapesium, 28 Maret 2012
Paus
kencangkan hati,
jepit nurani,
tekan setiap dogma.
Penipuan terhadap batin,
munafik kepada tubuh,
gojlok setiap roh,
mengingkari eksistensi.
Ketuhanan berpolitik,
kebencian mendarah daging,
kesombongan dari lahir,
lalu ditertawakan gejala.
Memuntahkan cacian,
seperti membuang para tai,
juga setumpuk belek dan upil,
padahal setiap lubang tertutup rapat.
Apa yang bisa dibanggakan?
Padahal tahu itu kosong dan kecil.
Kota Imaji, Kotak persegi bertrapesium, 28 Maret 2012
Paus