Kepada Teman Sepermainan

Jangan jatuh pada permainan,
siapa mempermainkan siapa?
Jangan pernah terlalu percaya diri,
dan mengira saya atau kamu adalah pemenang.

Jangan jatuh pada lubang,
yang kita gali bersama.
Sungguh lucu,
juga ironis.

Jangan juga berpikir,
kita ini satu,
bukannya dari dulu sudah ada pembatas,
(ku) dan (mu).

Lalu bagaimana kamu bisa percaya diri,
dan terlampau bingung.
Lalu apa gunanya berpegang?
Pada sesuatu yang kamu sebut cinta.

Saya tidak pernah berpikir ini cinta,
kita hanya bermain dan berbuat bodoh.
Tidak ada cinta yang berakhir di ranjang,
yang penuh darah, dan sperma dari kelamin busukmu.

Lalu berpura pura bersama dan puas,
lalu berpelukan tolol berselimutkan kulit hangat.
Jangan kira kita satu,
hanya karena saya bisa merasakan nafasmu dileher saya.

Jangan tanyakan siapa yang lebih baik!
Ironisnya,
kita menari di ranjang itu,
tapi hati saya sudah diperkosa dia.



Hari pertama di Kota Imaji, Februari 2012
Paus