Surat pendek, saat hati kami kelam.
Malam ini seperti mengulang masa lalu,
dimana malam saat kami mendengar dengan mata,
melihat dia mesra dengan wanita dalam dunia mayanya.
Hey! hati kami remuk. Sama seperti dulu saat Senja menyakiti.
Kami terlalu bodoh untuk menjadi se-sensitif ini.
Atau kami memang bodoh?
Apa ada yang tidak (pernah) mengerti maksud kami?
Dan lalu memang ternyata selama ini kami hanya berdialog sendiri.
Apa kami lupa bagaimana caranya menangis?
Ya, kami memang kacau, dan kalut.
Kami tidak memangis,
tapi dihati rasanya ada seonggok tai kering yang mengganjal.
Ah, malam ini lagu Islandia membuat gila.
Lima menit kemudian kami memang menangis,
sampai tertidur..
Kami hanya membuat semuanya kacau dan tetap menjadi tolol,
beritahu saya dimana obat untuk menyembuhkan ketololan.
Surat pendek, saat hati kami kelam.
Kepada Sol Sepatu,
Dini hari, 03 September 2011.
Paus dan segala ketololannya.
dimana malam saat kami mendengar dengan mata,
melihat dia mesra dengan wanita dalam dunia mayanya.
Hey! hati kami remuk. Sama seperti dulu saat Senja menyakiti.
Kami terlalu bodoh untuk menjadi se-sensitif ini.
Atau kami memang bodoh?
Apa ada yang tidak (pernah) mengerti maksud kami?
Dan lalu memang ternyata selama ini kami hanya berdialog sendiri.
Apa kami lupa bagaimana caranya menangis?
Ya, kami memang kacau, dan kalut.
Kami tidak memangis,
tapi dihati rasanya ada seonggok tai kering yang mengganjal.
Ah, malam ini lagu Islandia membuat gila.
Lima menit kemudian kami memang menangis,
sampai tertidur..
Kami hanya membuat semuanya kacau dan tetap menjadi tolol,
beritahu saya dimana obat untuk menyembuhkan ketololan.
Surat pendek, saat hati kami kelam.
Kepada Sol Sepatu,
Dini hari, 03 September 2011.
Paus dan segala ketololannya.