Karena pada mulanya adalah Ingatan
Aku iri kepada langit yang menangis saat ia merasa sendu meski entah kenapa manusia selalu ingin menari dalam kesedihannya aku iri kepada seorang lelaki yang jatuh cinta pada pandangan pertama menunggu lama hanya untuk sekedar bertatap mata lalu menyerah karena dibentur adat istiadat aku pula ingin menyerah kepada cinta dan air mata meski setidaknya barang satu-dua detik aku pernah hadir dipikiranmu meski sebenarnya aku tidak pernah menunggumu karena pada mulanya, akupun menyerah kepada nasib-nasib yang tak pernah kita bagi bersama nasib yang kita tanggung masing-masing kata Chairil Anwar karena pada mulanya juga, aku hidup dalam hampa meski botol kaca yang penuh dan hitam menjadi kosong seperti pembicaraan kita seperti perasaanmu karena pada mulanya, kamu tak pernah mencintai aku sejak pertemuan itu tiga tahun lalu di binar mata sudut kosong perpustakaanmu lebih baik aku menyerah hari ini * tapi ingatlah, aku akan hadir dalam setiap batang pohon pinus merah dalam tubuh seekor ku...